Bagaimana Caranya?
Rutin cuci tangan dengan sabun antiseptik.
Jika tidak memungkinkan cuci tangan, gunakan hand sanitizer dengan kadar alkohol minimal 60 persen.
Pertahankan jarak minimal 1 meter dari orang yang batuk-batuk atau bersin.
Hindari menyentuh tangan, hidung, dan mata.
Bagaimana etika bersin atau batuk yang benar?
Tutup mulut menggunakan tisu atau bagian dalam siku.
Segera buang tisu ke tempat sampah tertutup.
Segera cuci tangan menggunakan air dan sabun atau pembersih tangan.
Kapan harus cuci tangan menggunakan air dan sabun?
Saat secara kasat mata tangan terlihat kotor
Setelah buang air kecil/besar
Setelah batuk atau bersin
Setelah kontak dengan orang yang sakit
Sebelum, saat, dan setelah menyiapkan makanan
Setelah menggunakan toilet
Setelah bersentuhan dengan hewan atau membersihkan kotoran hewan
Bagaimana cara cuci tangan yang baik?
Basahi tangan dengan air bersih dan mengalir selama 20 detik.
Gunakan sabun dengan kandungan antiseptik.
Gosok telapak tangan, punggung tangan, dan sela-sela jari.
Bersihkan bagian bawah kuku, bisa dengan menggosokkan ujung-ujung kuku di telapak tangan secara bergantian.
Bilas dengan air bersih mengalir.
Keringkan dengan handuk, tisu, udara atau dianginkan.
Bagaimana cara menggunakan hand sanitizer yang baik?
Cari hand sanitizer yang berbahan dasar alkohol minimal 60 persen.
Teteskan hand sanitizer ke kedua tangan.
Gosok sela-sela jari serta bagian bawah kuku.
Gosok tangan hingga hand sanitizer kering.
Bagaimana kalau tidak ada hand sanitizer?
WHO membagikan formulasi untuk membuat hand sanitizer sendiri.
Ke dalam wadah ukur 1000 ml tuang ketiga bahan berikut:
751,5 ml
Isopropyl alkohol
(dengan kemurnian 99,8 persen)
41,7 ml
Hidrogen Peroksida
(dengan kemurnian 3 persen)
14,5 ml
Gliserol
(dengan kemurnian 98 persen)
Tambahkan air suling/air yang telah didihkan dan didinginkan hingga wadah ukur penuh.
Kocok perlahan agar konten tercampur.
Catatan: Hand sanitizer buatan sendiri tidak memiliki pelembab untuk mengurangi efek alkohol, sehingga tidak disarankan sering digunakan. Hand sanitizer buatan sendiri juga tidak disarankan untuk anak-anak.
Perlukah memakai masker?
Gunakan masker saat menangani pasien bergejala Covid-19 atau saat pergi keluar rumah agar tidak menulari orang lain.
Pembawa virus (carrier) bisa tidak menunjukkan gejala, sehingga penting terus mengenakan masker.
Masker bedah digunakan untuk tenaga medis, sementara masyarakat bisa menggunakan masker kain.
Meski menggunakan masker, tetap jaga jarak 1-2 meter dari orang lain.
Bagaimana dengan barang-barang?
Belum diketahui pasti berapa lama virus bertahan di benda mati.
Diperkirakan virus menempel selama beberapa jam.
Virus bisa dibersihkan dengan disinfektan sederhana.
Bagaimana Cara Menjaga Imunitas Tubuh?
Mengonsumsi protein lebih banyak (dada ayam, kacang-kacangan, ikan)
Mengonsumsi buah dan sayur lebih banyak.
Pastikan air putih tercukupi.
Minum campuran jahe dan lemon.
Apa yang Harus Dilakukan di Tempat Umum/Transportasi Massal?
Cuci tangan atau gunakan hand sanitizer setelah menyentuh fasilitas publik.
Hindari kerumunan yang membatasi ruang gerak.
Kurangi kontak dengan pegangan atau pintu.
Waspada meletakkan tas di lantai bus/kereta. Segera bersihkan dengan tisu basah.
Hindari mengeluarkan telepon genggam, atau bersihkan HP dengan alkohol setelah penggunaan di tempat umum.
Tidak ngemil di transportasi umum untuk menghindari kontaminasi dari tangan.
Apa Itu Social Distancing?
Social distancing adalah meminimalisir kontak langsung antar-manusia atau menjaga jarak tertentu. Tujuannya adalah mengurangi penularan virus karena terpapar droplet (partikel air liur).
Ini salah satu cara yang diyakini efektif mencegah lonjakan penyebaran virus. Salah satunya ketika terjadi pandemi influenza Spanyol 1918.
Kenapa penting?
Jika terjadi lonjakan kasus positif secara drastis, rumah sakit bisa kekurangan sarana dan tenaga medis untuk merawat pasien secara bersamaan.
Pasien yang tidak terkait wabah corona pun bisa terpengaruh.
Anda yang sehat dan berusia muda bisa menyelamatkan nyawa seseorang dengan social distancing: mengurangi risiko tertular atau menulari orang lain.
Tanpa intervensi kebijakan seperti social distancing, terjadi periode saat pasien (baik kasus corona atau penyakit lain) tidak tertangani tenaga medis, seperti di Italia.
Dengan intervensi kebijakan, wabah tetap terjadi tapi terkendali dan tidak menyebabkan korban jiwa lebih banyak, seperti di Singapura.
Apa saja bentuk social distancing?
Dilakukan individu
Menjauhi keramaian atau pertemuan massal.
Menjaga jarak dengan orang lain 1-2 meter.
Tidak berjabat tangan, bergandengan, atau berpelukan.
Mengurangi frekuensi ke toko. Pergi hanya saat mendesak.
Dilakukan perusahaan
Memberlakukan kerja dari rumah, terutama bagi yang memiliki risiko tinggi terkena virus corona.
Membatasi jumlah peserta rapat.
Tidak mengadakan kegiatan massal terutama di ruangan tertutup.
Dilakukan pemerintah
Memberlakukan belajar jarak jauh untuk sekolah.
Menutup ruang publik seperti tempat wisata.
Menunda event-event besar.
Mendorong perusahaan memberlakukan kerja jarak jauh.
Apakah saya harus benar-benar mengurung diri di rumah?
Perubahan yang terlampau ekstrem bisa memicu stres dan disorientasi.
Jika Anda merasa tertekan di rumah, pilihlah kegiatan yang minim kontak dengan orang lain, seperti berjalan, berlari, atau bersepeda. Anda juga bisa bersosialisasi dalam jumlah minim dengan tetap menjaga kebersihan tangan.
Berada di ruang terbuka juga lebih mengurangi risiko terinfeksi karena droplet (partikel air liur) akan jatuh ke tanah dan bukan pada benda.
Apa yang Harus Disampaikan ke Anak?
Ajak anak diskusi dan dengarkan apa yang dia ketahui soal virus.
Tenangkan anak. Beri pemahaman bahwa virus corona bisa dicegah dan disembuhkan.
Beri contoh gaya hidup sehat, seperti mengajak cuci-tangan.
Anak lebih mudah mencontoh ketimbang hanya mengikuti aturan.